Pendahuluan

Latar Belakang

Bahwa dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, Indonesia memerlukan sumber daya manusia yang handal dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari hal itu, Indonesia telah sejak lama mengirimkan mahasiswa-mahasiswanya untuk belajar di negara-negara maju.

Eropa sebagai wilayah yang memiliki tradisi ilmu pengetahuan yang sangat lama merupakan salah satu tujuan pendidikan luar negeri yang sangat diminati. Salah satu keunggulan sistem pendidikan yang ada di Eropa adalah pengawasan kualitas pendidikan yang sangat ketat oleh pemerintah. Sistem pendidikan di Eropa sendiri sangat beragam, dan umumnya berbeda dengan yang biasa dikenal di Indonesia.

Di antara negara Eropa yang akhir-akhir ini meningkat peminatnya adalah Austria. Namun karena belum lama, maka ada berbagai hal yang belum banyak diketahui, yang suatu ketika bisa menjadi kendala bagi mahasiswa Indonesia yang ingin belajar di negeri ini. Sementara itu, dari berbagai buku panduan yang tersedia di Austria, jarang yang bisa langsung dipergunakan oleh mahasiswa asing, apalagi mahasiswa Indonesia. Masalah bahasa dan perbedaan latar belakang memang bukan hal yang sederhana.

Agak sulit menentukan universitas terbaik atau program studi terbaik di Austria. Bagaimanapun mutu suatu universitas terutama terletak pada mutu lulusan (sejauh mana lulusan perguruan tinggi diperebutkan) dan mutu riset (sejauh mana publikasi ilmiah selalu dikutip oleh kalangan ilmuwan di jurnal internasional).

Hal di atas cukup sulit diterapkan di Austria, karena tidak ada pembatasan masuk universitas, sehingga sulit menghitung angka prosentasi lulusan bermutu dari jumlah mahasiswa. Terlalu banyak untuk disebutkan doktor lulusan Austria yang ditarik menjadi professor di universitas-universitas ternama di wilayah Eropa Barat maupun Amerika Utara.

Sementara itu beberapa lembaga sering mencoba menilai mutu universitas dari fasilitas yang dimilikinya (ruang, lab, perpustakaan, jumlah personal akademis) serta dengan menanya tingkat kepuasan mahasiswa (suasana belajar mengajar, hasil kuliah dalam pekerjaan dsb). Hasilnya tentu saja agak subyektif, dan satu penelitian dengan lainnya sulit dibandingkan. Di antara penelitian itu misalnya yang pernah dilakukan oleh harian Die Presse, berkala mahasiswa ÖH Express, dan majalah Profil.

Oleh karena itu perlu disusun suatu panduan yang ditujukan khusus bagi masyarakat Indonesia yang ingin melakukan studi pada pendidikan tinggi maupun riset di Austria.

Tujuan Penulisan Panduan

Peribahasa mengatakan "tak kenal maka tak sayang". Demikian pula dengan dunia pendidikan dan pilihan untuk melakukan pendidikan. Dalam menentukan keputusan pemilihan negara dan tempat studi, orang membutuhkan pengetahuan tidak saja tentang perguruan yang diinginkannya, namun juga situasi belajar serta hal-hal lain yang berkaitan dengan kehidupan, baik yang bersifat formal maupun informal. Informasi ini tidak hanya digunakan untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki oleh calon tempat studi itu, namun lebih-lebih untuk mengetahui permasalahan yang sering timbul baik sebelum, selama maupun sesudah masa studi.

Buku ini ditulis untuk khalayak yang cukup luas. Oleh karenanya bahasa yang dipergunakan juga bukan bahasa ilmiah. Sasaran pembaca yang pertama adalah para calon mahasiswa yang akan berada di Austria untuk melanjutkan studi atau melakukan riset, baik yang terpilih dalam suatu program beasiswa, maupun yang karena inisiatif sendiri atau alasan keluarga. Kedua, buku ini bisa dijadikan alat bantu orientasi bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di Austria, baik yang mengirim atau membiayai mahasiswa, maupun kelak menilai dan memanfaatkan alumni Austria.

Pelajar Indonesia di Austria

Latar belakang mahasiswa Indonesia di Austria sangat heterogen, demikian juga dengan permasalahan yang dialaminya. Bagian ini mencoba untuk menggambarkan permasalahan yang umumnya dihadapi oleh mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Austria. Dengan demikian bisa dipahami permasalahan yang ada sehingga calon mahasiswa bisa mempersiapkan diri lebih baik.

Menurut jenis pembiayaan, mahasiswa Indonesia bisa dibedakan menjadi:

Menurut jenjang studinya, mereka terdiri dari:

Secara umum, permasalahan mahasiswa bisa disistematisasi sebagai berikut.

Masalah yang berkaitan dengan kehidupan akademik :

Sedangkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial adalah:

Terminologi & Batasan

Kesulitan dalam menyusun buku semacam ini antara lain menyangkut terminologi. Banyak istilah yang lazim pada dunia pendidikan di Austria, yang sulit dicari padanannya di Indonesia, karena perbedaan sistem. Bahkan istilah yang juga ada pada bahasa Indonesia seperti universitas, institut, dosen, professor dan sebagainya, pada sistem Austria memiliki makna yang sedikit berbeda.

Untuk menghindari salah paham, di buku ini istilah-istilah sebagaimana di atas akan tetap ditulis dalam bahasa Jerman dan dicetak miring. Di bagian belakang buku ini terdapat indeks yang menunjukkan lokasi di mana istilah itu diterangkan. Penulisan istilah yang berasal dari bahasa Jerman tetap akan mengikuti kaidah bahasa Jerman, seperti misalnya pemakaian huruf besar pada semua kata benda.

Menyusun buku yang bisa dijadikan acuan untuk jangka waktu yang cukup lama tidaklah mudah. Otonomi lembaga pendidikan tinggi di Austria cukup besar, sehingga muncul beragam aturan yang berlaku lokal dan temporal. Tidak aneh juga bila kemudian berkembang praktek, kebiasaan serta cita-cita perbaikan yang beragam pula. Karena itu, dalam banyak hal terpaksa dirujuk pada peraturan yang berlaku umum, misalnya Undang-Undang Pokok Pendidikan Tinggi (Allgemeine Hochschul-Studien-Gesetz / AHStG). Pada saat penyusunan buku panduan ini, Undang-Undang tersebut sedang mengalami revisi, dan kelak akan dinamakan Undang-Undang Pendidikan di Universitas (Universität-Studien-Gesetz / UniStG). Hal ini karena sejak 1993 berlaku Undang-undang Organisasi Universitas (Universitäts-Organisation-Gesetz / UOG) yang dalam dunia pendidikan tinggi membedakan universitas dengan non universitas, seperti misalnya Sekolah Tinggi Kejuruan (Fachhochschule) dan sebagainya. Namun diharapkan, apa yang ditulis dalam buku panduan ini, tidak akan mengalami banyak perubahan dalam peraturan yang baru.

Beberapa informasi juga mungkin akan berubah sejalan dengan beberapa program penghematan (Sparpaket) yang sedang dilakukan oleh seluruh negara Eropa, tak terkecuali Austria. Beberapa jurusan yang kurang populer mungkin akan dihapus, demikian juga dengan ketentuan berbagai biaya mungkin akan diganti.

Selain itu, buku panduan ini lebih berorientasi ke kota Wina. Sebagai ibu kota Austria, kota Wina menawarkan paling banyak kesempatan studi pada pendidikan tinggi serta riset. Selain itu hingga buku ini disusun, lebih dari 80% orang Indonesia di Austria menempuh studi atau riset di kota Wina. Namun hal ini tidak berarti bahwa pendidikan atau riset di kota lain lebih rendah mutunya.

Juga harap diperhatikan bahwa informasi yang berkaitan dengan biaya (misalnya biaya hidup) merupakan biaya acuan, dan bukan merupakan biaya dan harga yang tetap. Oleh karenanya mereka yang akan tinggal di Austria diharapkan bisa mendapatkan informasi yang lebih akurat. Seluruh data biaya ada dalam satuan mata uang Austria Schilling (ÖS atau ATS). Mata uang ini memiliki kurs baku dengan Mark Jerman yakni DM 1,- kira-kira sama dengan ÖS 7,- Pada awal 1996, ÖS 1,- adalah sekitar Rp. 235,-